Pasar Sapi Blora Sepi Pembeli Meski Harga Tetap Stabil
Pasar sapi di Kabupaten Blora, terutama di Pasar Pon Blora, mengalami penurunan jumlah pembeli menjelang Lebaran 2025. Meski begitu, harga sapi Blora tetap berada dalam kisaran normal sesuai bobot, jenis, dan usia ternak. Fenomena ini disampaikan oleh para pedagang sapi yang tetap berusaha menjual ternaknya meskipun keuntungan yang didapatkan tidak signifikan.
Harga Sapi Blora Masih Normal
Menurut Angga, seorang pedagang sapi asal Kalitengah, Kecamatan Jiken, harga sapi Blora masih relatif stabil, namun jumlah pembeli menurun drastis.
“Kalau harganya masih relatif normal, tetapi yang sepi pembelinya. Sebagian peternak di desa menjual dengan penawaran harga tinggi, padahal di pasar harganya standar sesuai bobot dan umur,” ujarnya saat ditemui di Pasar Pon Blora, Sabtu (22/3/2025).
Angga membawa empat ekor sapi pedaging ke pasar dan berhasil menjual semuanya, namun keuntungan yang diperoleh hampir habis untuk ongkos transportasi.
“Satu ekor itu kalau laku untung Rp200.000,00 hingga Rp300.000,00 sudah bersyukur. Sepertinya ini masih dibayang-bayangi dampak penyakit mulut dan kuku,” tambahnya.
Hal serupa juga terjadi di Kecamatan Sambong, Kabupaten Blora. Para peternak sapi di tingkat bawah mengeluhkan sepinya pembeli meskipun mereka menawarkan harga yang masih dalam batas wajar. Banyak peternak yang harus menurunkan harga jualnya agar sapi mereka bisa laku di pasaran.
“Di Sambong, banyak yang jual sapi karena butuh uang buat Lebaran, tapi jarang yang mau beli. Kalau tidak segera laku, kami terpaksa menunggu sampai pasar berikutnya,” ujar Surip, salah satu peternak sapi di Sambong.
Strategi Penjualan di Pasar Sapi Blora
Beberapa pedagang di Pasar Pon Blora menerapkan strategi penyesuaian harga berdasarkan waktu transaksi. Pada pagi hari, harga sapi dibanderol lebih tinggi, namun menjelang siang, harga mulai diturunkan sedikit. Jika menjelang pasar tutup sapi belum laku, harga kembali diturunkan untuk menarik minat pembeli.
Namun, meskipun strategi ini diterapkan, banyak pedagang yang tetap membawa pulang sapi mereka karena minimnya transaksi. Sukirman, seorang pedagang sapi lainnya, mengungkapkan bahwa banyak calon pembeli hanya menanyakan harga tanpa melakukan transaksi.
“Sebagian besar hanya tanya-tanya saja, akhirnya sapi dibawa pulang sambil menunggu hari pasaran berikutnya,” ungkapnya.
Di Kecamatan Sambong, kondisi serupa juga terjadi. Peternak lokal yang biasanya menjual sapi langsung ke pedagang besar kini kesulitan mendapatkan harga yang sesuai. Banyak dari mereka akhirnya memilih menjual ke sesama peternak dengan harga lebih rendah, sekadar untuk mendapatkan uang tunai yang dibutuhkan.
Kisaran Harga Sapi Blora dan Hewan Ternak Lainnya
Berdasarkan informasi dari para pedagang, harga sapi Blora berkisar antara Rp8.000.000,00 hingga Rp40.000.000,00 tergantung bobot dan jenisnya. Selain sapi, harga kambing lokal juga bervariasi antara Rp500.000,00 hingga Rp3.000.000,00, sedangkan harga kambing Peranakan Etawa (PE) berkisar Rp1.500.000,00 hingga Rp8.000.000,00.
Faktor Penyebab Penurunan Daya Beli
Menurut Subroto, pedagang sapi asal Desa Jepangrejo, Blora, banyak petani yang menjual sapinya untuk kebutuhan Lebaran, modal tanam padi musim tanam kedua (MT2), serta menyambut tahun ajaran baru anak-anak mereka.
“Sebagian dari hasil penjualan ada yang dibelikan lagi sapi anakan (pedet) untuk dipelihara,” jelasnya.
Sementara itu, Kirman, pedagang lainnya, menuturkan bahwa bagi sebagian masyarakat Blora, sapi merupakan bentuk tabungan atau celengan yang dijual saat harga membaik.
“Sapi itu celengan (tabungan). Saat harga baik atau sudah untung, kemudian dijual oleh pemiliknya. Hanya saja, kami para pedagang tidak berani membeli terlalu banyak jumlah sapi dari peternak,” katanya.
Pasar Sapi Lesu Jelang Lebaran 2025
Meskipun harga sapi Blora tetap stabil, pasar sapi Blora mengalami kelesuan menjelang Lebaran 2025. Banyak pedagang mengalami kesulitan menjual ternak mereka dengan keuntungan yang memadai. Faktor daya beli masyarakat, kebutuhan ekonomi, dan strategi penyesuaian harga menjadi aspek yang memengaruhi dinamika pasar ternak sapi di Blora. Hal yang sama juga terjadi di Kecamatan Sambong, di mana peternak di tingkat bawah semakin sulit menjual sapi mereka dengan harga yang diharapkan. Ke depan, diharapkan ada peningkatan permintaan agar pasar sapi Blora kembali bergairah.
.jpg)
.jpg)
.jpg)